Selasa, 06 Maret 2012

Beberapa Permasalahan Masyarakat Kota

Urbanisasi di daerah perkotaan telah menimbulkan permasalahan bagi kesejahteraan hidup. Permasalahan tersebut bersumber dari adanya kelebihan penduduk yang melebihi kemampuan daya dukung wilayah (over population). Kelebihan penduduk ini mendatangkan beberapa permasalahan, antara lain masalah kesehatan, masalah perumahan, transportasi, kriminalitas, menurunnya solidaritas sosial, dan pelayanan sosial.
Masalah kesehatan. Penyebab utama masalah kesehatan di kota besar adalah sampah, polusi, dan debu. Ketiga hal ini menjadi sumber penyakit fisik maupun ketegangan kejiwaan. Susana perkotaan yang kotor, tidak tertata dengan apik, dan ‘sumpek’ mempengaruhi kejiwaan para penghuni kota.
Masalah perumahan. Perumahan yang layak, yang dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan batin, dan kepuasan jiwa bagi para penghuni semakin sulit dijumpai di daerah perkotaan yang padat. Suasana panas dan bising, dan udara yang terkena polusi menyebabkan rumah tempat tinggal di daerah perkotaan menjadi tidak nyaman. Rumah adalah lingkungan yang paling erat dengan kehidupan seseorang. Rumah sangat menentukan kebahagian hidup seseorang. Kebahagiaan di rumah akan mempengaruhi kebahagiaan di tempat lain di luar rumah.
Transportasi. Problema perkotaan yang dari hari ke hari semakin serius adalah masalah transportasi. Kepadatan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas telah menjadi sumber stres kehidupan. Transportasi juga menimbulkan polusi suara. Hasil penelitian pada beberapa kota menunjukkan bahwa kebisingan yang ditimbulkan oleh suara kendaraan naik menjadi dua kali lipat setiap 10 tahun.
Kriminalitas. Kepadatan penduduk suatu kota memiliki keterkaitan dengan frekuensi kriminalitas di kota tersebut. Semakin padat penduduk, semakin sering terjadi kasus kriminalitas. Kepadatan di kota besar menimbulkan perasaan cemas di kalangan para warga kota. Maka tingkat kecemasan terhadap kriminalitas (fear of crime) yang dirasakan oleh penduduk suatu kota juga ada hubungannya dengan kepadatan penduduk kota tersebut.
Menurunnya solidaritas sosial. Kepadatan penduduk di kota besar menyebabkan berkurangnya solidaritas sosial. Hasil-hasil penelitian di bidang perilaku tolong menolong (prosocial behaviour) menunjukkan bahwa semakin padat penduduk semakin meningkat rasa tidak perduli pada orang lain. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, kehidupan individualitas demikian semakin terasa dari hari ke hari. Pagar rumah yang (makin) tinggi menyebabkan hubungan sosial antar tetangga menjadi semakin berkurang. Suasana demikian ini tentu tidak memberikan kepuasan jiwa. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan adanya suatu perasaan kebersamaan dengan orang-orang lain di sekitarnya.
Pelayanan. Pelayanan rumah sakit, bank, sekolah, pasar, dan bentuk pelayanan lainnya seringkali menjadi urusan yang merepotkan bagi sebagian keluaarga yang bertempat tinggal di kota padat. Bahkan untuk mencari tanah kuburan pun sulit bila seseorang meninggal. Kesulitan itu antara lain disebabkan oleh jarak yang jauh dari tempat tinggal ke tempat pelayanan.



Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004